Disneyland 1972 Love the old s
INSPIRASI ISLAM
NASA Sembunyikan Fakta Ilmiah Lailatul Qadar, Carner pun Masuk IslamFakta Ilmiah NASA Tentang Malam Lailatul Qadar Itu Seperti Ini

Illustrasi. Melalui sejumlah fakta ilmiah, NASAmembuktikan tanda – tanda hadirnya malam lailatul Qadar sesuai dengan yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAWdalam Al Quran dan Al Hadist. Nabi Muhammad SAWmengatakan jika malam lailatul Qadar itu hadir di malam – malam ganjil . Rasulullah SAWjuga mengatakan ketika malam Lailatul Qadaritu hadir maksa suhu dibumi berada dalam kondisi yang sedang. Pada malam hari tidak terlihat bintang, serta pada pagi harinya udara Matahari bersinar cerah namun tidak terasa panasnya. Dalam semua ungkapanRasulullah SAWitu , NASAtelah membuktikan semuanya terkait ciri – ciri fisik tersebut. Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al- Quran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid mengatakan jika sekitar 12 tahun lalu NASApernah menemukan ciri dari malam Lailatul Qadarsesuai yang diungkapkan Nabi Muhammad SAW. Pada saat membuktikan tanda – tanda malam Lailatul Qadaryang diungkapkan olehRasulullah SAWitu , Badan Nasional Antariksa Amerika menemukan bahwa pada suatu malam terjadi fenomena aneh karena tidak ada meteor yang jatuh ke atmosfer bumi serta suhu udara sedang. Padahal pada malam-malam biasa, jumlah meteor yang jatuh ke atmostfer bumi sekitar 20 meteor. Selain itu, dilansir eramuslim, NASA juga menemukan bahwa matahari begitu bersinar cerah namun tidak ada radiasi cahaya sekalipun. Semua fakta yang di dapatkan oleh pihak NASA ini memang sengaja bagi mereka untuk tidak mempublikasikan fakta – fakta ini , bahkan NASA sering mendapat kritikan dari para pakar Islam karena kerap menyembunyikan fakta-fakta kebenaran tentang Al Qur’an. Dan dengan pembuktian dari pihak NASA ini kita sebagai umat Islam harus lebih bersyukur telah terlahir di dunia sebagai pilihan umatNabi Muhammad SAWyang memiliki banyak kisah menakjubkan di dunia.
Entri Populer» Seperti Ini Kaum Muslim Berpuasa di Tempat Matahari yang Bersinar 24 Jam
Tags: gerhana

Gerhana, Bukan Sebatas Fenomena Alam

Gerhana, Bukan Sebatas Fenomena Alam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Sejak berita tentang peristiwa gerhana disebarkan di media, banyak orang mulai berfikir, sebelumnya kita perlu memperhatikan, sebenarnya suasana yang bagaimana yang perlu kita kondisikan ketika terjadi gerhana?
Allah menjelaskan dalam al-Qur’an,
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآَيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
“Tidaklah kami mengirim ayat-ayat itu selain untuk menakut-nakuti (hamba).”(al-Isra: 59)
Yang dimaksud “ayat-ayat itu” adalah semua tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah, baik yang ada di lingkungan sekitarnya, termasuk mukjizat yang Allah berikan kepada para nabi.
Tujuan Allah menciptakan semua fenomena alam, untuk menunjukkan ke-Maha Kuasan Allah kepada hamba-Nya. Sehingga semakin menambah rasa takut mereka kepada-Nya. Termasuk peristiwa gerhana. Matahari yang demikian terang, dengan kuasa Allah bisa tertutup, sehingga suasana menjadi gelap, hanya tinggal bayangan cahaya putih yang mengitarinya. Bagi orang kafir, mereka melihat kejadian ini tanpa pernah terbayang tentang siapa penciptanya. Mereka hanya memikirkan, ini fenomena alam nan indah, yang layak diabadikan dengan kameranya.
Berbeda dengan seorang muslim, kejadian semacam ini bukan hanya sebatas fenomena alam. Namun itu adalah peringatan agar dia semakin takut kepada Sang Kuasa. Karena mereka mengimani bahwa ini semua ada penciptanya. Sikap semacam inilah yang terjadi pada diri Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau melihat fenomena alam. Tidak hanya peristiwa gerhana,
sampaipun hanya mendung gelap, terlihat roman ketakutan di wajah Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا رَأَى نَاشِئًا فِيْ أُفُقٍ مِنْ آفَاقِ السَّمَاءِ، تَرَكَ عَمَلَهُ – وَإِنْ كَانَ فِيْ صَلاَتِهِ – ثُمَ أَقْبَلَ عَلَيْهِ، فَإِنْ كَشَفَهُ اللهُ حَمِدَ اللهُ، وَإِنْ مَطَرَتْ قَالَ : اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam– apabila melihat mendung di ufuk langit, maka beliau meninggalkan aktivitasnya, meskipun dalam keadaan shalat, kemudian menghadap kepadanya. Apabila Allah menyingkapnya, maka beliau memuji-Nya dan apabila turun hujan, beliau berdoa, ‘Ya Allah jadikanlah hujan ini adalah hujan yang bermanfaat’.” (HR. Bukhari Adabul mufrad)

Mengapa Nabishallallahu ‘alaihi wa sallamketakutan? Karena beliau khawatir, jangan-jangan, mendung gelap itu adalah mukadimah adzab, seperti yang terjadi pada kaum ‘Ad. Aisyahradhiyallahu ‘anhamenceritakan, Apabila Rasulullah melihat mendung gelap atau angin ribut, kelihatan perasaan takut di wajah beliau. Saya bertanya, “Ya Rasulullah, banyak orang ketika melihat mendung, mereka senang, berharap sebentar lagi turun hujan. Sementara anda, ketika melihat mendung, nampak di wajah anda suasana tidak nyaman.” Nabishallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab,
يَا عَائِشَةُ مَا يُؤْمِنِّى أَنْ يَكُونَ فِيهِ عَذَابٌ عُذِّبَ قَوْمٌ بِالرِّيحِ ، وَقَدْ رَأَى قَوْمٌ الْعَذَابَ فَقَالُوا )هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا(
Wahai Aisyah, saya khawatir, mendung ini membawa adzab, yang dulu ada orang diadzab dengan angin kencang. Kaum itu ketika melihat mendung berisi adzab, mereka mengatakan, “Awan ini akan menurunkan hujan untuk kami.”(HR. Bukhari 4829)
Seperti ini pula yang diingatkan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamketika terjadi gerhana. Beliau sampaikan kepada para sahabat, bahwa itu bagian dari tanda kekuasaan Allah. Agar kita semakin mengagungkan Allah dan semakin takut kepada-Nya. Inilah yang menjadi alasan mengapa kita dianjurkan melakukan shalat gerhana, dan banyak berdzikir kepada-Nya.
Dari al-Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullahshallallahu ’alaihiwasallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ
“Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).”(HR. Bukhari 1043 dan Muslim 2147)
Hadirkan perasaan takut kepada Allah ketika terjadi gerhana…
Bukan sebatas semangat untuk mengabadikannya dalam kamera. Karena gerhana bukan semata fenomena alam. Namun tanda kekuasaan Sang Pencipta agar kita semaki takut kepada-Nya. Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Ko nsultasisyariah.com)
Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
.
Masterlie
ingin menjadi Teman Anda
Konfirmasi


Chek Waktu Sholat


Kirim Sms Gratis!
Mengenal Sholat
Google



Web Image Mobile

.
Perkiraan Berangkat Haji
CHEK DI SINI
↑ Keatas(KeluarGuest?)
Url BlogTamu

counter visitor
online : 1 sehari 1 seminggu : 8 sebulan : 20 Total:92937
Duren LeZaat...
Durian lokal Jepara